.quickedit{ display:none; }

Wednesday, September 19, 2012

The Innocence of Muslim, Bagaimana Sikap kita Seharusnya

Assalammu'alaikum

Bismillahirrahman ar-Rahim

Kawan sekalian bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap sehat dan seperti biasanya bisa beraktifitas.

Kalau kita sampai hari ini masih mengikuti berita yang sedang sangat hangat di media massa baik media massa nasional ataupun internasional, kawan sekalian pasti tahu isu tentang pelecehan agama yang dilakukan oleh seseorang di muka bumi ini lewat filmnya yang berjudul "The Innocence of Muslim" yang mana film tersebut melecehkan Nabi Muhammad (hayoo, pada update ga nih).

Nah, akan tetapi yang menjadi sorotan utama para media massa (selain isi dari film tersebut) adalah respon yang muncul dari masyarakat dunia (terutama umat muslim) yang mana menentang dan mengecam sang pembuat film tersebut, karena dapat kita lihat di beberapa media massa, banyak sekali berita yang mengekspos bagaimanakah respon para masyarakat terhadap film tersebut. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah, respon yang kita munculkan ternyata kurang bijaksana.

Coba kita lihat di media massa, di mana ketika muncul banyak respon yang mengecam film tersebut akan tetapi sebagian dari saudara kita meresponnya dengan cara yang salah. Kita lihat bagaimana saudara kita merespon berita tersebut dengan cara yang salah seperti merusak fasilitas bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Apakah itu benar? Padahal islam sendiri sudah mengajarkan kepada kita bagaimanakah cara kita menyikapi hal tersebut. Allah memerintahkan kepada kita semua untuk selalu berlaku ihsan baik dalam menyebarkan islam ataupun memerangi orang yang sudah menginjak-injak harga diri kita.

Melihat fenomena di atas, aku jadi teringat diskusi dengan salah satu guruku di kelas pada saat pelajaran jam terakhir di kelasku. Saat itu, salah seorang temanku bertanya bagaimanakah respon kita seharusnya menanggapi kasus film "The Innocence of Muslim". Ada beberapa hal yang disampaikan oleh guruku, intinya adalah kita harus menanggapi hal tersebut dengan bijaksana hikmah (dengan cara yang baik), bukan dengan cara yang merusak atau membawa madharat kepada orang lain. Karena pada hakikatnya, orang yang membuat film tersebut sebenarnya hanya ingin memprovokasi kita semua.

Ingatlah kawan, sungguh Allah telah berfirman di surat An-Nahl ayat 125

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah  mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk"

Allah memerintahkan kita untuk mengajak kepada seluruh manusia agar berpegang teguh kepada Jalan-Nya (Agama Islam) dan apabila ada seseorang/kelompok yang mengolok-olokmu, maka hadapi mereka dengan cara yang baik tapi tegas. Ingat, tegas di sini bukan berarti dengan cara kekerasan, akan tetapi kita menunjukkan bahwa kita siap menghadapi mereka (tentunya dengan cara yang benar).

Bukankah Allah juga memerintahkan kita dalam hidup ini untuk selalu berbuat adil dan ihsan, seperti firmannya pada Surat An-Nahl ayat 90

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan (ihsan), memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."

Mungkin sebagian dari kita akan mengatakan bahwa harga diri kita sebagai muslim sudah diinjak-injak, jadi ini dapat dibenarkan untuk melakukan respon seperti itu. Memang benar sih, akan tetapi apakah Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kita untuk merespon dengan cara seperti itu (menghancurkan fasilitas,melempar bom molotov dan sebagainya yang dapat merusak)? Jawabannya tidak kawan.

Ingatkah  bagaimana sikap Nabi Muhammad ketika ia sedang berdakwah menyebarkan Agama Islam di suatu tempat, akan tetapi masyarakat di tempat tersebut menolaknya dan melempari dirinya dengan batu. Setelah Nabi Muhammad keluar dari kota tersebut, Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan berkata "Wahai Muhammad jika engkau berkehendak, aku akan pindahkan gunung tersebut ke kota tadi supaya mereka mendapatkan pelajaran akan perbuatan hina mereka kepadamu".

Akan tetapi, apa respon Nabi Muhammad? Beliau justru menolak permohonan Malaikat Jibril. Padahal, seandainya saja beliau mengiyakan permohonan tersebut, pastilah gunung yang ditunjuk oleh Malaikat Jibril akan dipindahkan ke kota tersebut sehingga menimpa semua masyarakat yang berada di dalamnya.

Lantas, apa yang harus kita lakukan setelah melihat betapa sabar dan bijaksananya Nabi Muhammad dalam menyikapi kasus yang hampir serupa dengan ujian yang dihadapi oleh Nabi Muhammad?

Kita, layaknya seorang muslim yang selalu berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad dan perintah Allah hendaknyalah menanggapi isu-isu tersebut dengan bijaksana dan dengan cara yang benar. Boleh kita marah kepada pelaku yang melakukan perbuatan keji tersebut, akan tetapi dengan cara yang benar. Mungkin kita bisa membuat kesepakatan bersama agar pelaku tersebut disidang oleh Mahkamah Internasional (karena sekarang ada PBB), atau yang lebih mudah adalah kita meminta pemerintah (lewat ormas-ormas) untuk ambil suara supaya pelaku tersebut diseret ke Mahkamah Internasional. Meskipun kita ingin dengan aksi turun ke jalan, itu sah-sah saja akan tetapi, tidak perlulah kita menghancurkan gedung,fasilitas umum bahkan sampai merengut nyawa orang lain karena pada hakikatnya itu hanya membawa kerusakan di muka bumi dan Allah membenci semua orang yang melakukan kerusakan di muka bumi ini.

Ingat kawan ketika kita merespon isu-isu yang serupa dengan cara yang kurang bijaksana seperti menghancurkan fasilitas umum, itu semua justru bukan membuat para pelaku takut akan kita tapi mereka akan senang bahwa mereka dapat membuktikan apa yang mereka katakan (entah yang mengatakan Islam itu identik dengan kekerasan dan lain sebagainya).

Allah dan para Nabi-Nya selalu mengajarkan kita bahwa Islam itu
indah karena kita harus hidup dengan adil dan ihsan
Dan terakhir kawanku, ingatlah bahwa Agama Islam itu diturunkan ke bumi ini sebagai rahmat bagi seluruh alam. Jadi, sebagai ummat islam bertindaklah sebagai ummat yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta (bukannya membawa kerusakan). So, bijaksanalah dalam melakukan sesuatu. Mari kita gunakan akal dan hati kita sebelum kita bertindak, karena yang membedekan kita dari binatang adalah kita memiliki nafsu dan akal. Ingat, manusia akan menjadi lebih buruk daripada bintang apabila ia hanya menggunakan nafsunya, akan tetapi manusia akan menjadi lebih mulia daripada malaikat apabila ia menggunakan nafsu dan akalnya sesuai dengan tempatnya.

Alhamdulillahi rabbi al-'Alamiin

Trims and Waallahu a'alamu

Wassalammu'alaikum

0 comments:

Post a Comment