.quickedit{ display:none; }

Thursday, August 9, 2012

Ikhlas Itu Ibarat....

Assalammu'alaikum

Kawan, apa kabar kalian semua hari ini? Semoga sehat selalu ya.

Nah, kali ini aku akan sedikit share tentang ikhlas. Tapi, kali ini aku akan mengilustrasikan ikhlas itu sendiri supaya pada akhirnya kita bisa lebih mengerti apa itu ikhlas. Sebenarnya materi ini pernah aku dapatkan ketika aku masih duduk di bangku Tsanawiyah di sekolahku. Saat itu sedang pelajaran Akhlak di kelasku. Mau tahu ceritanya, check it out.

Ketika kita mendengar kata ikhlas, pasti kita akan menangkap bahwa pengertian ikhlas itu adalah kita melakukan sesuatu murni dari hati kita sendiri tanpa mengharapkan imbalam sedikitpun dari segala sesuatu yang kita lakukan (iya ga?). Yap, ikhlas itu pengertiannya memang seperti itu secara umumnya. Akan tetapi dalam konteks islam, ikhlas secara bahasa adalah sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya. Sedangkan secara istilah adalah niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Ada juga pendapat lain oleh ulama bahwa ikhlas itu adalah samanya amalan yang dilakukan seorang hamba antara yang nampak dengan batinnya (niatnya). Dapat kita simpulkan bersama bahwa ikhlas itu adalah kita melakukan sesuatu dengan dengan niat mengharap ridha Allah (bukan yang lain) dan melakukannya sesuai dengan niat yang telah kita niatkan.

Nah kawanku, itu tadi adalah sedikit penjelasan tentang ikhlas. Mungkin agak sulit ya bagi kita untuk memahaminya kalau hanya membaca sepintas. Oleh karena itulah aku ingin memberikan sebuah ilustrasi tentang ikhlas supaya menjadi lebih mudah dimengerti oleh kita semua.

Ilustrasi Pertama adalah, pernakah kita membuang gas/(mohon maaf) kentut? Coba kita pikirkan bersama-sama. Ketika kita membuang gas apa yang kita rasakan? Pastinya ada rasa puas karena kita bisa mengeluarkan gas yang bersemayam di dalam perut kita.

Nah permasalahannya adalah.pernahkah ketika kita sudah selesai makan/minum banyak dan saat itupula kita kita membuang gas, terlintas di pikiran kita bahwa tadi aku sudah makan ini-itu, tadi aku sudah minum ini-itu? Pernahkah? Jawabannya tidak. Kita tidak pernah memikirkan hal tersebut, yang penting ketika kita membuang gas, kita mengeluarkannya tanpa pertimbangan dan langsung saja kita keluarkan. Iya ga?

Ilustrasi kedua adalah, ketika kita membuang air kecil/besar

Ada sebuah kasus di mana ketika kita sedang makan malam dengan menu yang sangat mewah. Makanannya ada daging,sate dan lain sebagainya. Bahkan kita memesan jus melon misalnya. Eh, pas pulang ke rumah kita tiba-tiba kebelet nih mau buang air besar. Nah saat kita buang air besar nih, pernah ga sih kita kepikirkan apa saja yang sudah kita makan/minum? Ga pernah kan? Lagi pula, kalaupun sempat kita berfikir "Waduh tadi barusan aja makan sate, kok sekarang udah kebelet kebelakang", tapi pada akhirnya kita memasrahkan diri untuk buang air besar dan setelah itupun kita merasa lega kan? Pokoknya pada saat kita sudah posisi, keinginan kita hanya satu, yaitu keluarnya sang ampas pencernaan di dalam tubuh kita.

Nah, dua kasus diatas sama dengan ikhlas (bukan berarti ikhlas itu=ilustrasi diatas. Hanya mengilustrasikan saja). Ikhlas itu kita lakukan memang benar-benar niat hanya kepada satu tujuan, yaitu mencari ridha Allah. Ingat, segala yang kita lakukan di dunia ini semata-mata adalah untuk mencari ridha Allah. Karena tanpa ridha-Nya, segala yang kita lakukan di dunia ini tidak akan dihitung.

Mudahnya adalah ketika kita minta uang jajan kepada orang tua kita, ketika orang tua kita tidak meridhoi kita untuk mendapatkan uang jajan, maka pada akhirnya juga kita tidak akan mendapatkan uang jajan kan? Oleh karena itu, kita melakukan segala sesuatu agar mendapatkan ridho dari orang tua kita agar diberikan uang jajan seperti membersihkan rumah dan lain sebagainya. Nah  kasus tersebut sama halnya dengan ridha Allah. Kalau kita ingin mencari ridha Allah, lakukanlah segala sesuatu hanya semata-mata supaya Allah benar-benar meridhoi pekerjaan kita agar kita dapat masuk ke dalam surga-Nya (pastinya juga melakukan perbuatan yang diperintahkan oleh-Nya).
Sudah siapkah kita untuk berikhlas?

Kawan, setelah kita mendapatkan sedikit ilustrasi tentang ikhlas, pertanyaannya adalah "apakah kita siap untuk melakukan segala sesuatu dengan ikhlas hanya karena ingin mecari ridho Allah agar dapat masuk ke dalam surga-Nya?" Jawabannya adalah IYA . Mari kita saling berlomba-lomba dalam mencari ridha Allah dengan cara melakukan segala sesuatu yang kita kerjakan dengan ikhlas kepada-Nya.

Terima Kasih

Waallahu A'lam
 
Wassalammu'alaikum

Wednesday, August 8, 2012

THR, Bentuk Implementasi Bersedekah

Assalammu'alaikum

Apa kabar kawan-kawan malam ini, semoga baik-baik saja dan semakin sukses aja nih di setiap harinya.

Kali ini aku akan share sedikit tentang THR atau sering kita kenal dengan Tunjangan Hari Raya yang sudah menjadi kebiasaan kita ketika Idul Fitri (kita memberikan sejumlah uang kepada sanak saudara kita). Ternyata kawan, kebiasaaan THR ini adalah salah satu bentuk implementasi (penerapan)dari perintah Allah yaitu,bersedekah. Mau tahu alasannya? Check it out 

Sedekah yang biasa kita kenal, berasal dari kata bahasa Arab yaitu shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dalam rangka mengharapkan ridha Allah semata.

Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang memerintahkan kita (manusia) untuk bersedekah atau menyisihkan sebagian hartanya secara sukarela agar dimanfaat untuk kebutuhan masyarakat umum ataupun kepada fakir dan miskin. Diantaranya, di dalam Surah Al-Baqarah ayat 254dan 267

"Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at[160]. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim." (Q.S 2:254)

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu." (Q.S 2:267)

Nah, dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Allah SWT memerintahkan kepada seluruh hambanya untuk menyedekahkan hartanya di jalan Allah semampu kita dalam memberikannya. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan adalah ketika kita sampai saat ini, sebagian kita dari kita terkadang masih sulit untuk mengeluarkan sedekah. Tapi tenang saja, ternyata budaya Tunjangan Hari Raya yang biasa kita berikan kepada anak dan sanak kerabat kita adalah salah satu implementasi sedekah. Percaya ga?

Coba kita lihat ya. Ketika Idul Fitri datang menghampiri kita (setelah kita melewati Bulan Ramadhan tentunya), setelah kita melaksanakan Shalat Ied, pastinya sebagian dari kita akan menghampiri sanak kerabat kita yang dekat dari rumah, bahkan adapula yang langsung tancap gas menuju kampung halaman. Pastinya, kita sudah menyiapkan (bagi bapak-bapak/ibu-ibu) segepok uang mulai dari lima ribuan sampai ratusan ribuan yang akan kita berikan kepada sanak saudara kita (setelah memberikan THR kepada anak kita sendiri sebagai tanda penghargaan telah melewati Bulan Ramadhan).

Secara tidak langsung ketika kita sudah meniatkan seperti itu dan pada akhirnya kita memberikan THR kepada sanak kerabat kita, kita sudah melaksanakan sedekah. Karena, ketika kita memberikan THR tersebut kita secara otomatis juga menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk kita berikan kepada orang lain (dalam hal ini para anak).

Pertanyaannya adalah, apakah ketika kita memberikan THR ini pahalanya sama seperti kita memberikan sedekah? Jawabannya iya. karena seperti yang sudah saya sebutkan diatas tadi.

Tapi pertannyaan kedua adalah, apakah cukup sekali saja kita melakukan sedekah. Yaitu pada saat Idul Fitri? Tentu jawabannya tidak.

Ingat kawan, kita harus selalu bersedekah di manapun dan kapanpun kita berada semampu kita. Ingatlah kawan bahwa sebenarnya sedekah itu tidak hanya dengan harta (uang), akan tetapi bisa dengan yang lainnya. Karena, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk bersedekah sesuai dengan kemampuan kita. Apabila kita tidak memiliki harta banyak akan tetapi kita memiliki ilmu, maka sedekahkanlah ilmu kita kepada orang lain dengan cara mengajarkan ilmu yang kita miliki tersebut. Atau, ketika kita memiliki pengalaman berharga dan bisa menjadi sebuah motivasi, kita ceritakan pengalaman tersebut kepada orang lain agar mendapatkan motivasi persis seperti kita. Karena, pada hakekatnya sedekah adalah kita memberikan sesuatu kepada sesama muslim secara sukarela dengan mengharap ridha Allah (tentunya memberikan sesuatu yang baik).

Masih ragu bahwa sesungguhnya kita bersedekah tidak hanya dengan harta, tapi sesuai dengan kemampuan kita? Mari lihat hadist berikut ini.

Rasulullah pernah bersabda (dalam hadist arbain)

"Apa-apa yangg aku larang untuk kalian semua terhadapnya (larangan tersebut), maka tinggalkanlah.Dan apa yangg aku perintahkan kepada kalian (perintah tersebut), maka kerjakanlah semampu kalian.Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah dibinasakan karena mereka banyak bertanya (segala sesuatu yang sudah jelas) dan mereka memusuhi para nabi mereka."

Dari hadist di atas jelas sekali Rasulullah memerintahkan kepada kita semua untuk menjalankan segala sesuatu yang diperintahkan olehnya sesuai dengan kemampuan kita (termasuk sedekah semampu kita).

Nah, tunggu apalagi nih ayo kita saling berlomba-lomba dalam bersedekah dan pastinya dalam hal-hal yang baik pula. "Dan berlomba-lombalah kamu dalam kebaikkan." Firman Allah SWT di dalam salah satu ayat-Nya di dalam Al-Qur'an.

Ingat, salah satu keutamaan bersedekah/menafkahkan harta kita di jalan Allah salah satunya adalah akan dilipat gandakan harta yang telah kita sedekahkan oleh Allah SWT sangat banyak. Coba saja deh kita pikirkan, pernahkah kita bersedekah dan tiba-tiba ketika kita kehabisan uang tiba-tiba ada aja rezeki datang. Nah itulah keajaiban sedekah.

Mari mulai dari sekarang kita rajin bersedekah
Ok, itu tadi sedikit share dariku. Kalau ada yang salah aku mohon maaf dan bisa dikritisi kok postinganku (karena aku juga masih belajar).

Wallahu A'lamu

Wassalammu'alaikum

Sumber:  
Al-Qur'an Al-Karim
Hadist Arbain
Berbagai sumber

Mudik Aman, Lebaranpun Puas

Assalammu'alaikum

Gimana nih kabar teman-teman semua? Semoga aja sehat selalu ya :D

Nah, kali ini kita kembali lagi dengan bongkahan tulisan yang baru dan pastinya menarik untuk dibaca oleh teman-teman semua.

Kali ini aku akan sedikit share seputar mudik/pulang kampung yang sudah menjadi kebiasaan kita semua. Tapi, aku sekarang akan berbagi tips bagaimana supaya ketika kita meninggalkan rumah dalam keadaan mudik, rumah tetap dalam keadaan aman. Karena, ga sedikit lo kasus pencurian yang terjadi ketika mudik karena rumah yang ditinggal kosong. Mau tahu tipsnya? check it out

1. Pastikan semua peralatan listrik tidak terpasang ke aliran listrik/dalam keadaan mati

Ketika kita hendak mudik. hendaknya kita mencabut semua peralatan-peralatan elektronik (baik kulkas,TV dan lain sebagainya) yang tersambung ke aliran listrik. Kenapa?

Pertama, sebagai langkah penghematan listrik. Eh, jangan dianggap remeh loh. Setiap listrik yang kita pakai setiap waktunya pasti akan dihitung meskipun karena ketika aliran listrik tersambung ke alat-alat elektronik, pastinya PLN akan mengira kita sedang menggunakan listrik tersebut. Jangan sampai ketika kita meninggalkan rumah, eh pas balik dari mudik rekening listriknya ternyata banyak banget hanya karena kita lupa/tidak mencabut semua peralatan elektronik yang masih tersambung dengan aliran listrik.

Kedua, sebagai bentuk pencegahan terjadinya arus pendek yang dapat memicu kebakaran. kita ga pernah tahu loh apa yang terjadi di dalam rumah ketika kita meninggalkan rumah saat mudik. Bisa aja ketika kita mudik, ada peralatan elektronik yang tiba-tiba konslet karena kabelnya digigit tikus (misalnya) dan akhirnya terjadi arus pendek dan terjadilah kebakaran.

2. Pastikan semua akses untuk masuk ke dalam rumah (termasuk pintu kamar) terkunci rapat (baik pintu depan,belakang ataupun jendela)

Meskipun ini sepele, tapi ini harus sangat diperhatikan. Ketika kita hendak mudik, semua akses masuk ke dalam rumah haruslah terkunci dengan rapat. Kalau perlu diberi gembok untuk pintu rumah. Kenapa?

Karena, dengan menutup semua akses masuk ke dalam rumah, ini akan meminimalisir kemungkinan kejadian pencurian. Meskipun pencuri tersebut lihai dalam menjebol kunci rumah, kalau kita memasang keamanan yang maksimal seperti gembok, pastinya akan membutuhkan waktu lama bagi si pencuri

pastikan rumah dalam keadaan aman
3. Hentikan langganan koran/majalah sementara

Ketika hendak mudik, segera hentikan langganan koran ataupun majalah untuk sementara waktu sampai kita kembali ke rumah. Karena, koran ataupun majalah yang menumpuk pastinya akan memancing orang untuk melakukan niat jahat terhadap rumah kita karena koran yang bertumpuk di depan rumah, menandakan bahwa rumah tersebut dalam keadaan kosong.

Oleh karena itulah, hentikan langganan koran ataupun majalah sementara waktu sampai anda kembali ke rumah tercinta.

4. Matikan semua lampu rumah, kecuali lampu teras

Sepele, tapi sangat penting. Ketika mudik, hendaknya kita matikan semua lampu rumah sebagai bentuk penghematan. Akan tetapi, untuk yang satu ini harus dilakukan. Yaitu, tetap menyalakan lampu teras. Kenapa?

Karena ketika rumah kita tinggalakan sedangkan lampu teras tidak menyala, hal tersebut akan menandakan bahwa rumah sedang dalam keadaan ditinggal oleh pemiliknya (apalagi malam hari). Sebaliknya, ketika kita tetap menyalakan lampu teras ketika kita meniggalakna rumah, maka akan menimbulkan kesan bahwa ada penghuninya di rumah tersebut.

5. Titipkan kunci kepada tetangga terdekat dan terpercaya dan mintalah untuk mengecek rumah anda semingu dua-tiga kali

Minta bantuanlah kepada tetangga terdekat dan terpercaya anda untuk mengecek keadaan rumah selama kita meninggalkan rumah dengan cara menitipkan kunci rumah kita (cukup kunci rumah, bukan yang lain).

Karena, dengan hal tersebut kita bisa mendapatkan laporan dari tetangga kita tentang apa saja yang terjadi di rumah (entah ada kebocoran gas atau kejadian lainnya). Mintalah bantuan juga seperti pekerjaan rumah yang ringan-ringan saja seperti menyiram tanaman/membersihkan teras ataupun memberikan kabar kepada tamu yang sedang berkunjung ke rumah anda. Akan tetapi jangan lupa, ketika anda sudah pulang ke rumah jangan lupa berikan buah tangan kepadanya sebagai tanda terima kasih atas bantuan yang ia berikan kepada kita.

Oh ya, jangan lupa juga kabarkan kepada ketua RT bahwa kita sedang meninggalkan rumah supaya ketika ronda malam akan diberikan prioritas lebih untuk diawasi oleh yang berjaga saat ronda malam warga.

6. Cabut selang gas

Sebagai langkah pencegahan supaya tidak terjadi kebocoran gas karena selang gas yang digigit oleh tikus. 


Nah, mungkin itu sedikit tips yang saya dapatkan dan saya ringkas supaya lebih mudah dimengerti. Pada intinya, boleh saja kita melaksanakan mudik, akan tetapi jangan sampai karena kita mudik terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti kecurian,kebakaran dan lain sebagainya.

Semoga yang sedang melaksanakan mudik hari ini dan seterusnya selamat sampai tujuan dan rumah dalam keadaan aman (jangan lupa oleh-olehnya ya, heheheh :) )

Wassalammu'alaikum

Sumber tulisan: Dari segala sumber

Saturday, August 4, 2012

4 Kewajiban Terhadap Al-Qur'an

Assalammu'alaikum

Apa kabar nih kawan-kawan sekalian? Sudah lama ya tidak bertemu dengan bongkahan tulisan yang baru. Kali ini aku akan share sedikit saja tentang beberapa hal kepada kawan-kawan semua tentang Al-Qur'an. Mau tahu? here we go

Siapa sih yang tidak tahu Al-Qur'an? Pastinya kita selaku umat Islam yang meyakini Allah SWT adalah satu-satunya sesembahan yang berhak di sembah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya pasti paham betul tentang apa itu Al-Qur'an.

Yap, Al-Qur'an (secara bahasa) adalah "bacaan", dan secara istilah adalah "Kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang disampaikan secara mutawatir (oleh banyak orang) dan membacanya adalah ibadah". 

Tentu kita mengetahui bahwa sebagai muslim, kita harus selalu menjaga Al-Qur'an, salah satunya dengan membacanya. Akan tetapi kawan, apakah kita selaku umat islam hanya cukup dengan membaca Al-Qur'an sebagai bentuk kita menjaga Al-Qur'an? Tentu tidak. Di sini aku akan berbagi tentang 4 hal yang menjadi kewajiban kita kepada Al-Qur'an yang mana materi ini aku dapatkan ketika aku sedang di Masjid Gedhe Yogyakarta (saat itu pembicaranya adalah imam besar dari Gaza,Palestina). Ini dia keempat kewajiban tersebut


1. Membaca Al-Quran Dengan Tetap Memperhatikan Tajwid Dan Hukum-hukumnya


Kawan, kewajiban pertama kita adalah membaca Al-Qur'an karena sudah pasti Al-Qur'an adalah petunjuk bagi kita selama kita masih berada di dunia ini. Ada banyak sekali perintah-perintah Allah SWT kepada makhluk-Nya (manusia), yang jika kita melaksanakannya kita akan mendapatkan pahala dan larangan-larangan-Nya kepada makhluk-Nya (manusia) yang jika dilaksanakan akan mendapatkan azab dari-Nya.

Tidak hanya itu, di dalam Al-Qur'an juga terdapat kisah-kisah orang-orang sebelum kita yang mana dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajarannya. Contohnya saja cerita Qorun yang sombong karena kekayaan hartanya ia menjadi sombong dan pelit sehingga ia tidak mau mengeluarkan zakat dari harta tersebut ketika oleh Nabi Musa a.s memerintahkan umatnya untuk berzakat, dan masih banyak lagi kisah-kisah yang bisa kita ambil hikmahnya.

Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah, ketika kita membaca Al-Qur'an kerap kali kita melupakan hukum-hukum bacaan yang ada di dalam Al-Qur'an (bahasa kasarnya semberono). Ketika bacaan tersebut harus dibaca pendek, kita membacanya panjang (begitu pula sebaliknya). Atau, ketika ada hukum tajwid, akan tetapi kita tidak membacanya demikian. Padahal, Allah SWT sendiri sudah memerintahkan kita untuk membaca Al-Qur'an tidak hanya sekedar membacanya. Tetapi juga dengan tartil. Oleh karenanya, marilah kita ketika membaca Al-Qur'an tetapi juga menjaga hukum-hukum bacaannya terlebih bagi kita yang belum mempelajarinya, mulailah belajar tentang ilmu tajwid

2. Memahami Al-Qur'an

Ada suatu kasus ketika kita baru saja pulang dari tadarusan di masjid tempat kita berada, ketika kita ditanya "Habis dari mana?" kita bisa menjawabnya. Akan tetapi, ketika kita ditanya "Apa yang sudah kamu pahami dari yang kamu baca?" tentu kebanyakan dari kita tidak bisa menjawabnya. Apakah ada yang salah? Ya, ternyata selama ini kita hanya sekedar membaca akan tetapi kita tidak memahami isinya secara utuh. Kawan, sesungguhnya ketika kita mengimani Al-Qur'an, haruslah secara utuh (baik membaca,memahami,mengamalkan dan mendakwahkannya). Sama seperti kita mengimani Allah, harus secara penuh, tidak setengah-setengah.

Lalu bagaimanakah cara kita memahami Al-Qur'an? Cukup mudah yaitu, belajarlah Bahasa Arab. Perlu diketahui kawan, tidak semua orang Arab itu memahami apa yang ada di dalam Al-Qur'an. Karena, sesungguhnya Bahasa Arab yang digunakan di dalam Al-Qur'an jelas sangat berbeda dengan Bahasa Arab yang digunakan oleh orang-orang asli Arab.

Terlebih lagi, sekarang kita sudah dibantu dengan adanya kitab-kitab Tafsir yang dibukukan oleh ulama-ulama terkemuka dengan maksud mempermudah kita semua untuk memahami isi Al-Qur'an. Meskipun kita belum bisa menguasai Bahasa Arab, minimal kita bisa memahaminya lewat terjemahan dan kitab-kitab tafsir yang telah ada di sekitar kita.

3. Mengamalkan Al-Qur'an

Setelah kita membaca dan memahami Al-Qur'an, tibalah saatnya bagi kita untuk mengamalkan segala yang sudah diajarkan oleh Al-Qur'an kepada kita (meskipun itu hal yang paling kecil sedikitpun). Ada sebuah kisah tentang pembahasan ini, mari kita simak.

Ingatkah kita cerita tentang K.H Ahmad Dahlan yang mana ketika ia sedang mengajarkan kepada murid-muridnya tentang Surah Al-Maun, adalah seorang muridnya yang bertanya "Kyai Dahlan, mengapa kita tetap mengulang Surah Al-Maun? Sedangkan kami semua di sini sudah hafal betul Surah Al-Maun itu." tanya murid K.H Ahmad Dahlan.

Beliau membalas "Apakah kamu sudah paham betul tentang surah Al-Maun?."

"Betul Kyai." Jawab murid tersebut

Lalu beliau bertanya kembali "Lantas, sudahkah ada diantara kalian semua yang melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah di dalam Surah Al-Maun tersebut?". Murid-murid beliau hanya diam karena belum melaksanakan persis apa yang diperintahkan di dalam Surah Al-Maun. Melihat ekspresi para muridnya, beliaupun berkata "Sekarang, carilah orang-orang miskin di sekitarmu. Mandikanlah mereka,beri mereka makan dan santunilah mereka. Sekian ta'lim kita pada hari ini. Setelah ini silahkan laksanakan apa yang telah saya katakan tadi."

Kawan, betapa mulianya kita semua apabila kita bisa melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Al-Qur'an. Sesungguhnya ketika kita mau melaksanakan apa yang ada di dalam Al-Qur'an, maka hidup kita insya allah akan tentram dan aman.

Ingatkah kita ketika Al-Qur'an memerintahkan kita untuk bersedekah dan betapa besarnya ganjaran bagi orang-orang yang bersedekah di jalan Allah?

"Perumpamaan bagi orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui" (Q.S Al-Baqarah 261)

[166]. Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Setelah kita memahami maksud dari ayat tersebut, pertanyaannya sekarang adalah apakah kita akan selalu berdiam diri untuk bersedekah? Jawabannya tidak.

Akan tetapi, sampai saat ini sebagian dari kita masih sulit untuk menyisihkan sedikit harta yang ia miliki untuk seorang fakir ataupun miskin yang kita temui di jalan. Padahal kita sering mendengar ayat ini. Padahal sudah jelas Allah akan memberikan ganjaran sangat besar kepada kita semua apabila kita melaksanakannya. So, adakah keraguan yang masih bertanam di hati kita untuk sedekah? Tentu tidak.

Dan tentu masih banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang harus kita pelajari dan kita amalkan di dalam kehidupan kita semua.

4. Mendakwahkan (Mengajarkan) Ayat Al-Qur'an kepada Orang Lain

Inilah yang menjadi kewajiban kita yang terakhir kepada Al-Qur'an. Yaitu, kita sebarkan dan ajarakan Al-Qur'an kepada siapa saja semampu kita. Ingat, sesungguhnya orang-orang yang paling baik diantara kita adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan mengamalkannya (Al-Qur'an).

Oleh karena itu, marilah kita saling mendakwahkan islam di manapun kita berada. Kita mulai dari hal-hal kecil, sampai pada akhirnya kita bisa melakukan hal-hal besar. Kita bisa memulainya dari diri kita sendiri, baru ke orang lain. Karena ingat, satu contoh perbuatan baik itu lebih baik daripada beribu-ribu nasehat.

So, bukan saja kita memakan ilmu kita sendiri ataupun mengajak orang lain untuk berbuat baik, akan tetapi kita juga harus mengajarkannya kepada orang lain. Sungguh mereka adalah orang beruntung (bagi yang mendakwahkan islam).

Nah, itu tadi 4 kewajiban kita kepada Al-Qur'an yang harus kita laksanakan semaksimal mungkin. So, siapkah kita untuk melaksanakannya? Tentu iya, karena insya allah akan membantu kita semua apabila kita semua dalam berjuang di jalan Allah melakukannya dengan ikhlas.

Waallahu a'lamu

Wassalammu'alaikum