.quickedit{ display:none; }

Tuesday, July 24, 2012

Sekali Lagi Dan Lagi Harus Kehilangan

Assalammu'alaikum

Bagaimana nih kabar para pembaca sekalian, semoga sehat selalu dan semakin mantap saja nih selama bekerja. Ok, kali ini aku mau sedikit bercerita bahwa hari ini hari paling mengenaskan yang terjadi di dalam keluarga ke-2 ku (bukan artian sebenarnya) atau angkatanku di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta (mungkin aku nantinya akan bercerita tentang angkatanku juga ya). Ini dia ceritanya

Entah ada angin apa kenapa kok tiba-tiba saja semua teman-teman seangkatanku tiba-tiba termenung ketika saat penerimaan raport. Waktu itu aku sedang tidak berada di madrasah karena masih menjalankan ibadah umrah. Akan tetapi, setiap kali aku buka facebook pasti ada pemberitahuan bahwa ada postingan baru di grup angkatanku. Hampir setiap hari aku buka grup angkatanku, akan tetapi untuk yang saat ini bagaikan petir di siang hari karena ternyata sebagian dari kawan-kawan kami harus tidak bisa melanjutkan perjuangannya bersama kami sampai kami lulus Aliyah/SMA.

Sebelumnya, aku sebenarnya menyadari bahwa sebenarnya angkatanku ketika masih kelas 2 Aliyah kami sering sekali membuat onar baik di asrama ataupun di madrasah (mulai dari yang bolos dan lain sebagainya). Akan tetapi, ketika kami akan memasuki masa-masa ujian kenaikkan kelas, kami semua baru sadar bahwa selama ini kami salah. Kepala Keluarga (Ketua angkatan) kamipun sampai mengatakan bahwa kami semua mulai sekarang harus menemui guru-guru kami untuk minta maaf dan mulai mengisi nilai-nilai harian yang kosong dan tidak lupa meminta maaf kepada orang tua juga. Akan tetapi, apadaya lah kami semua. Tidak semua guru yang mau menerima permintaan kami untuk perkara yang nomor 2 yaitu, minta diberikan kesempatan untuk mengisi nilai harian yang kosong (bagi guru-guru yang disiplin/killer).

Sebenarnya pada awalnya aku juga sempat bingung kenapa pada saat seperti ini baru kita semua sadar bahwa kita salah sampai pada akhirnya aku dan beberapa temanku harus menjadi ujung tombak agar dapat membujuk guru kami agar dapat memberikan kesempatan untuk mengisi nilai harian kami yang kosong (meskipun aku tidak terlalu berkontribusi). Sampai pada akhirnya, haruslah kami semua berjuang dengan yang namanya ujian kenaikkan kelas yang akan menentukan apakah kami semua bisa berjuang bersama-sama di kelas 3 Aliyah.

Ketragisanpun terjadi pada saat kami menerima hasi raport kami sebagai tanda apakah kami naik kelas atau tinggal kelas/naik kelas tapi harus keluar dari Mu'allimin. Di sinilah tangis dan kemurungan melanda kami semua bahkan sampai Kepala Keluarga kami-pun kehilangan semangatnya karena dia tidak tahu harus berbuat apalagi setelah ini semua terjadi. Akan tetapi, untunglah ada teman kami yang bisa membangkitkan semangatnya kembali. Akan tetapi tidak berhenti di saat itu saja, karena adalah 6 orang dari kelas IPS (mereka teman sekelasku) yang ternyata mereka masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai ujian kenaikkan kelasnya agar dapat dinyatakan naik kelas oleh Madrasah. Pertanyaannya adalah, kalau semisal diatara mereka ada yang dinyatakan tidak naik kelas bagaimana? Apa mereka harus menunggu 1 tahun?

Dari kekhawatiran inilah kami (terutama teman-teman kelas IPS) berjuang mati-matian bagaimana caranya supaya ke-6 teman kami ini bisa dinyatakan naik kelas oleh madrasah. Kami semua mulai saling membantu, ada yang mengajarkan materi adapula yang sampai rela meminjamkan bukunya meskipun buku tersebut pada akhirnya harus ia cari kemana-mana agar ketemu kembali supaya dimasukan ke dalam lemarinya. Tiap malam kami bekerja keras bersama sampai kami harus tidur larut malam.

Aku masih ingat ketika salah satu dari ke-6 temanku ini bertanya "Dli, kok susah ya belajarnya. Aku dari tadi ga ngedong-ngedong (ngerti-ngerti) nih sama materinya". Akhirnya akupun hanya bisa memotovasinya kalau belajar itu harus fokus dan kadang aku berikan penjelasan-penjelasan dengan perumpamaan (karena siapa yang tidak khawatir ketika sedang dalam posisi seperti temanku ini?). Tidak hanya itu, aku masih ingat bagaimana ceritanya ketika harus membangunkan shalat shubuh (baik aku yang membangunkan atau musyrif yang membangunkan mereka) bolak-balik supaya bisa shalat berjama'ah dan banyak hal yang kami lakukan.

Akan tetapi, nasib naas menimpa 4 orang diantara 6 orang teman kami tersebut harus dinyatakan TIDAK NAIK. Entah apa yang terjadi siang itu, ketika aku tidur siang salah satu temanku teriak dengan marah karena ia dinyatakan tidak naik kelas (saat itu aku tidak tahu) dan saat itulah ia menangis. Akhirnya, kami mencari informasi tersebut dan hasilnya memang 4 orang diantara 6 orang teman kami harus berhenti dari perjuangan di Mu'allimin. Di sinilah rasanya kehilangan bagi kami anak-anak IPS, terutama aku. Karena 2 diantara mereka berempat adalah kelompok diskusiku selama kami menduduki kelas 3 Aliyah.

Perpisahan dan kehilangan memang sepahit cocoa
Akhirnya, kamipun bingung terhadap nasib kedua teman kami dari empat orang yang dinyatakan tidak naik kelas. Kami bingung harus berbuat seperti apa karena mereka hasilnya harus susah mencari sekolah karena semua sekolah sudah memasuki tahun ajaran baru dan otomatis pendaftaran ataupun penerimaan siswa baru sudah ditutup. Kalaupun bisa masuk, itupun harus ada orang dalam di sekolah tersebut. Entah apa yang harus kami lakukan saat itu. Kami hanya bisa berbicara kepada Madrasah untuk bisa bertanggung jawab atas keberlangsungan pendidikan mereka diluar. Tanggung jawab yang kami minta hanya memberikan solusi kepada mereka agar bisa bersekolah di luar walaupun pendaftaran sudah ditutup (entah dengan surat rekomendasi atau lain sebagainya, karena kenapa harus ada status nanggung seperti ini.). Lebih tragisnya lagi, barusan aku chatting dengan salah satu guruku, beliau mengatakan ada 2 orang peserta pengabdian masyarakat (Mubaligh Hijrah) yang ternyata dinyatakan tidak naik kelas karena hasil remidi ujian kenaikkan kelasnya tidak mencukupi, padahal ia sedang bertugas 20 hari membawa nama baik madrasah. BAYANGKAN! betapa sakit hatinya ketika mendengar kabar tersebut.

Entahlah, aku tidak tahu apa yang harus kami lakukan. Sedangkan sang police maker membuat keputusan seperti itu dan kami hanya bisa berjalan. Yah, pada akhirnya pula yang namanya kehilangan memang menjadi suatu yang akan teringat pertama kali dan akan selalu terkenang di hidup kita. Oleh karena itu, aku berpesan "Jagalah orang-orang yang ada disekitar kalian sehingga kalian tidak kehilangan mereka"

Wallahu a'lamu...

Wassalammu'alaikum, Salamku untukmu sobat :')

Saturday, July 21, 2012

Travelling to Baitullah 1: Masjid Nabawi (Masjid Pertama di Madinah)

Assalammu'alaikum

Selamat siang semuanya dan selamat menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan semuanya. Semoga tetap diberikan kekuatan oleh-Nya hingga kita dapat meraih hari kemenangan pada saat Idul Fitri , amiin...

Kalau sobat kemarin masih ingat tentang postinganku yang serupa yang judulnya Travelling to Baitullah (Start), kali ini aku akan melanjutkan ceritaku selama aku menjalankan ibadah umrah. Kalau kemarin aku baru bercerita selama perjalanan dari Indonesia ke Madinah, sekarang aku akan sedikit share tentang Madinah Al-Munawwarah yaitu tentang Raudhh dan Masjid Nabawi. Here we go


Alhamdulillah setelah perjalanan selama kurang lebih 7 jam dari Jeddah menuju Madinah, akhirnya kami sampai juga di Madinah sekitar jam 7 pagi (kalau tidak salah). Kami menginap di hotel Madinah Al-Mubarak dan alhamdulillah ternyata tempat kami menginap selama 3 malam dekat sekali dengan Masjid Nabawi. Setelah kami turun dari bis, kami langsung saja menyantap sarapan pagi dan setelah itu kami beristirahat sejenak untuk melepaskan penat selama perjalanan.

Ketika kami sedang sarapan, pemimpin rombongan kami (Ust. Hasnul) akhirnya berbagi cerita dan tempat-tempat mana saja yang harus kami kunjungi, bahkan beliau mewajibkan kami semua minimal kami dapat berada di Raudhah (taman surga artinya) sekali selama kami berada di Madinah. Penasaran apa itu Raudhah? Raudhah itu adalah tempat yang terletak diantara makan Nabi Muhammad SAW dengan tempat mimbar Rasulullah. Ditempat itulah insya allah do'a yang kita panjatkan kepada Allah mustajab apabila kita berdoa di sana, Subhanallah.

Akan tetapi, benar-benar butuh perjuangan dan keinginan yang kuat untuk kesana. Karena kita tahu kemuliaan ketika kita berdoa di sana adalah mustajab atau dikabulkan oleh Allah insya allah, maka banyak sekali jama'ah yang berdesak-desakan untuk dapat shalat dan berdo'a di sana. Bahkan, askar (penjaga/polisi) di sanapun harus benar-benar berjuang bagaimana caranya supaya semua jama'ah dapat shalat dan berdoa di sana barang sejenak dengan tertib (karena setelah shalat wajib, banyak sekali jama'ah yang ke sana, sehingga perlu adanya pengaturan oleh para askar).

Itu tadi adalah sekilas tentang Raudhah yang artinya adalah Taman Surga. Tapi seperti ini kawan, ketika kita memang benar-benar ingin ke Raudhah adalah yakinlah bahwa kita akan sampai ke sana dan jangan lupa selalu mohon kemudahan kepada Allah agar dimudahkan untuk mencapai Raudhah meskipun hanya untuk shalat 2 rakaat dan berdo'a sejenak. Akan tetapi, ada yang perlu diperhatikan juga. Ketika kita ingin shalat di sana dan ternyata sudah penuh, mintalah permisi untuk diberikan tempat agar dapat shalat di sana dan setelah kita menyelesaikan shalat kita, langsung kita pamit untuk keluar (karena keperluan kita sudah selesai dan sebagai tanda menghormati kepada yang lain/yang sudah berada di Raudhah lama sebelum para jama'ah berkumpul).

Kalau diantara kawan-kawan ada yang ingin ke Raudhah, ada waktu-waktu yang mungkin di sana agak sepi, yaitu saat jam 7-9 pagi. Pada saat-saat itulah Raudhah sedang sepi sehingga apabila kita ingin berlama-lama di Raudhah, aku sarankan pada jam-jam tadi. Tapi, perlu diingat bahwa mulai dari jam 8 sampai siang Raudhah itu diperuntukkan untuk jama'ah perempuan. Sehingga, luas Raudhah yang sebenarnya terbagi menjadi 2 bagian (satu bagian untuk jama'ah perempuan dan satu bagian lagi untuk jama'ah laki-laki).

Nah, itu tadi beberapa sedikit share tentang Raudhah. Nah yang terakhir tentang Masjid Nabawi.

Masjid Nabawi ini didirikan oleh Nabi Muhammad SAW, oleh karena itu dinamakan Masjid Nabawi (Masjid Nabi) ketika Nabi Muhammad SAW datang saat hijrahnya kaum muslimin ke Madinah dari Mekkah. Di tempat ini juga, melekat tempat tinggal beliau. Sehingga tidak heran apabila ketika kita masuk ke dalam Masjid Nabawi dan terus maju ke depan sampai melewati Raudhah dan kita berbelok ke kiri, kita akan menemukan makam Nabi Muhammad (paling kiri), makam Abu Bakar Ash-Shidiq r.a (di sebelah kanan makam nabi) dan makam Umar Ibn Khattab (di paling kanan). Karena, kebiasaan saat itu dalam memakamkan seseorang adalah memakamkannya langsung di tempat mereka meninggal. Adapun ketika Rasulullah wafat di kamarnya, kamar beliau ditempati oleh Abu Bakar Ash-Shidiq r.a dan saat itu Aisyah r.a masih mendiami tempat itu karena Abu Bakar Ash-Shidiq adalah mahramnya. Sedangkan ketika Abu Bakar Ash-Shidiq r.a wafat di kamar Rasulullah juga, maka Umar Ibn Khattab r.a lah yang menghuni rumah Rasulullah dan saat itulah Aisyah r.a meninggalkan rumah beliau karena Umar Ibn Khattab r.a bukan muhrimnya.

Ada yang menarik dari Masjid Nabawi, yaitu payung-payung raksasa yang selalu meneduhi kita selama siang hari dan akan tertutup pada saat menjelang maghrib. Uniknya lagi, payung-payung raksasa ini terbuka dan tertutup secara otomatis. Selain itu tiang-tiang payung tersebut terdapat kipas angin yang cukup besar untuk menyejukkan para jama'ah di sana. Sehingga tidak jarang banyak jama'ah yang membawa keluarganya dan duduk sebentar disekitar pelataran depan Masjid Nabawi.

Tidak hanya itu, di dalam Masjid Nabawipun rasanya tentram sekali. Karena ketika masuk di sebelah kiri kanan kita akan melihat termos air Zam-Zam yang berjejer panjang. Ketika kita sudah masuk lebih ke bagian tengah masjid, maka setiap 2-3 shaf akan ada termos air Zam-Zam di sana. Sehingga tidak perlu khawatir untuk haus karena ada banyak air Zam-Zam yang akan siap menghilangkan dahaga kita.

Waallahu a'lamu...
Bersambung, Wassalammu'alaikum


*berikut foto-foto yang aku dapatkan :)
Pintu masuk pelataran Masjid Nabawi dan payung raksasa ada di belakang
Ramainya Jama'ah tiap shalat wajib
Subhanallah ini gambar salah satu pemandangan Masjid Nabawi pada malam hari
Kipas angin yang menempel di tiang payung raksasa (atas), Masjid Nawabi pada malam hari (bawah)








 

Thursday, July 19, 2012

Forum Aktif Menulis "Membina dengan Hati Calon Penulis Islami"

Assalammu'alaikum...

Hei, apa kabar para pembaca hari ini? Semoga selalu sehat dan bahagia ya. Kalaupun ada yang sedang mendapatkan musibah, tetaplah tenang dan semoga segera diberikan jalan keluar (solusi). Nah kali ini aku akan sedikit share tentang komunitas yang sedang aku ikuti. Kali ini aku akan share komunitas menulis yaitu Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia. Mau tahu seperti apa? check it out


Sebenarnya sih aku masih tergolong baru sebagai anggota FAM ini (kurang lebih 2 bulan), tapi itu semua bukan masalah bagiku karena menurutku bukan masalah lama atau tidaknya kita berada di dalam suatu organisasi ataupun komunitas. Akan tetapi, yang  terpenting adalah bagaimana kita bisa berkontribusi kepada organisasi tersebut (iya ga?)

Nah, awalnya sih aku sama ibuku dimasukan ke dalam grup FAM di Facebook tanpa sepengetahuanku. Awalnya sih belum ada minat sama sekali untuk mendaftar menjadi anggota resmi FAM (meskipun aku sudah menjadi anggota grup tersebut). Akan tetapi, ibuku bilang kalau sebaiknya aku langsung daftar aja jadi anggota resmi supaya bisa ngirim tulisan ke FAM (karena saat itu aku hanya sekedar memposting tulisan di grup) sampai pada akhirnya aku terdaftar juga sebagai anggota FAM.

Di komunitas inilah aku sampai sekarang bisa menulis seperti ini. Banyak sekali pelajaran yang bisa aku dapatkan di sini mulai dari tips dan trik menulis sampai berdiskusi tentang suatu tulisan yang diposting di grup oleh anggota-anggota FAM. Tidak hanya itu, di sinilah aku bisa bertukar informasi dengan anggota yang lain dan pastinya menyenangkan.

Penasaran ya apa itu FAM?

Nah, FAM adalah Forum Aktif Menulis Indonesia yang didirikan oleh Muhammad Subhan (Ketua Umum FAM) dan Aliya Nurlela (Sekjen FAM) pada tanggal  2 Maret 2012 di Pare,Kediri,Jawa Timur dengan semboyan "Membina dengan Hati Calon Penulis Islami". Adapun anggota dari FAM ini terbagi menjadi 3 tingkat yaitu Siswa,Mahasiswa dan Umum. Tujuan dari FAM ini didirikan salah satunya adalah membina para calon penulis muslim/muslimah supaya dapat menjadi penulis yang handal dan berkualitas.

Di forum inilah kita akan belajar bersama-sama supaya kita bisa mengembangkan kemampuan kita dalam tulis-menulis baik itu puisi,cerpen.opini dan lain sebagainya karena nantinya tulisan yang kita kirimkan akan diulas oleh tim FAM dan akan dipublikasikan di blog/grup facebook FAM. Kita juga bisa bertukar ide ataupun pikiran kok di komunitas ini.

Untuk syarat pendaftarannya cukup mudah:

1. Mendaftar sebagai anggota
2. Mengisi formulir pendaftaran FAM Indonesia
3. Membayar biaya keanggotaan (KTA) sesuai kategori
- Kategori siswa, biaya Rp60.000,-
- Kategori Mahasiswa, biaya Rp65.000,-
- Kategori Umum, biaya Rp75.000,-
4. Menyerahkan satu judul tulisan bisa berupa fiksi atau nonfiksi (selambat-lambatnya seminggu setelah pendaftaran)
5. Tiap bulan seluruh anggota menyerahkan minimal satu judul tulisan, boleh fiksi atau nonfiksi, tulisan harus mengandung pesan moral. Tulisan akan dinilai (diulas) oleh Tim FAM Indonesia
6. Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh FAM Indonesia

Adapun FAM juga memiliki program dalam rangka mengembangkan kreatifitas anggotanya seperti lomba cerpen,puisi,surat terbuka dll.

Nah itu dia salah satu komunitas yang saat ini aku ikuti (kalau mau tahu lebih lanjut lihat di sini atau kalau mau bergabung dengan Forum Aishiteru Menulis untuk grup facebooknya)

Travelling to Baitullah (Start)

Assalammu'alaikum

Apa kabar hari ini sembari tidak terasa sebentar lagi kita akan melaksanakan puasa di Bulan Ramadhan yang agung (meskipun ada yang berbeda dalam memulainya). Nah, kali ini aku akan share pengalamanku ketika alhamdulillah kemarin diberangkatkan oleh orang tuaku untuk berkunjung (umrah di baitullah). Yuk kita simak..


Sebenarnya awalnya aku ga tahu sama sekali kalau liburan semester kali ini aku diberangkatkan umroh oleh orang tuaku. Soalnya, dari awal aku sudah niat mau menghabiskan liburan di rumah saja. Akan tetapi, kata ayahku mumpung tahun ini tidak terlalu padat waktuku dan ada rezeki kenapa tidak berangkat umrah saja (dan pada akhirnya pun aku mengambil tawaran tersebut). Tapi aku tidak akan bercerita banyak apa yang aku lakukan di sana. Aku hanya bercerita apa saja yang ada di sana :D

Sebenarnya ada satu hal yang aku khawatirkan ketika akan berangkat umrah, yaitu nyasar. Soalnya aku berangkat ke sana tanpa ditemani siapapun (alias sendiri). Ketika di rumah aku sempat nanya, "pa, kalau semisal aan nyasar gimana?" dengan santai ayahku cuman menjawab "Ya tinggal tanya aja sama orang sana, hehehe.".

Alhasil,  aku pun berangkat dari rumah pukul 5 pagi (setelah shalat shubuh) ke bandara karena pukul 9 kita harus berkumpul di bandara untuk mengurusi bagian imigrasi. Nah, setelah kami selesai mengurus bagian imigrasi barulah kami masuk ruang tunggu dan berangkat pada pukul 1 siang.

*Nah, di sinilah aku ketemu dengan keluarga angkatku selama umrah. Jadi di satu rombonganku ada satu keluarga yang berangkat umrah. Nah kebetulan aku dari awal selama perjalanan menuju ruang tunggu ngorbrol terus dengan salah satu anggota keluarganya namanya Mas Kevin dan Mas Fajar. Dari situlah aku selama umrah bisa dekat dengan keluarga mereka. Karena aku juga selama umrah ngekor terus dengan mereka.

Kita kembali ke alur cerita :D

Perjalanan kami tempuh selama 10 jam dan kami transit dulu di Riyadh selama 4 jam. Tapi jangan dikira, di sana waktunya lebih lambat 4 jam dari Indonesia (makanya sampai di sana masih siang hari).Setelah kami transit di Riyadh selama 4 jam, akhirnya kami bisa melanjutkan perjalan ke Jeddah yang ditempuh selama kurang lebih 1 jam. Yang menarik adalah ketika perjalanan ke Jeddah. Setiap tempat kursi yang kami duduki ternyata ada tempat buat USB (jadi bisa dengerin musik deh).

Setelah kami sampai di Jeddah (sekitar 11 malam), langsung saja kami berangkat naik bis yang sudah menunggu di sana untuk menuju Kota Madinah. Di sinilah ujian pertamaku ketika umrah. Karena ketika kami sedang shalat di sebuah masjid, ternyata jam tanganku ketinggalan di tempat wudhu dan aku baru sadar ketika sudah jauh dari masjid tersebut. Masyaallah, pikirku kok bisa ketinggalan. Alhasil ya aku berdiam saja mungkin itu ujian pertamaku selama umroh ini, karena pemimpin rombonganku (Ust Hasnul namanya) mengatakan di awal-awal bahwa kunci dari sukses dan tidaknya perjalanan dan ibadah kita adalah sabar. Karena, ketika kita tidak sabar maka ketidaksabaran itulah yang akan membuat kita celaka.

Akhirnya perjalananpun berlanjut sampai pada akhirnya kita sampai di Kota Madinah.

Bersambung, Wassalammu'alaikum....

*Ini beberapa foto yang aku ambil selama perjalaan Jeddah-Madinah


Kondisi Bandara di Riyadh (gambar atas dan bawah)


Subhanallah Matahari terbit :)