Assalammu'alaikum...
Kembali lagi nih bersama sebongkah tulisan yang memang sangat kecil dan tidak begitu besar. Akan tetapi, semuanya tetap kita jalani dengan enjoy dan semangat. Ya ga...??? Harus itu. Ok dah kita to the point aja ya... ^^
Alhamdulillah...
Puji syukur harus tetap kita ucapkan kepada Allah SWT, karena kita masih bisa dipertemukan dengan bulan yang suci dan melimpahnya rahmat dan pahala dari Allah SWT kepada seluruh umat muslim. Sangat jelas yaitu bulan Ramadhan.
Banyak dari kita yang menyebutnya dengan bulan penuh rahma,nikmat,pahala dan lain sebagainya. Selain itu pula, shalat tarawih sudah menjadi kegiatan rutin kita selama berada di bulan Ramadhan. Kegiatan tadarus Qur'an juga menjadi kebiasaan kita semua.
Tak lupa pula, bahwa Ramadhan itu menjadi ajang penggemblengan iman kita kepada Allah SWT supaya ketika kita sudah melewati bulang Ramadhan, kita menjadi orang yang bertakwa. Seperti firma Allah di surat Al-baqarah ayat 183 "wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan (berpuasa) atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa"
Nah, sudah jelas tujuannya kita berpuasa di bulan Ramadhan itu agar setelah kita berpuasa selama satu bulan penuh, kita bisa mencapai derajat takwa. Akan tetapi nih, kok masih aja ada kebiasaan yang memang selalu ada dan sudah untuk kita ubah. Padahal itu ga harus dilaksanakan di bulan Ramadhan. Mau tahu nih apa aja?
1. Semaraknya SMS minta maaf kepada seluruh orang yang dikenalnya
Ini dia kebiasaan yang sudah pasti sangat tidak asing deh di telinga kita ataupun mata kita. Setiap kali mau menjelang Ramadhan selalu saja banyak SMS yang isinya sebenarnya cuman satu "Minta maaf akan segala kesalahannya" tapi dengan menggunakan kata-kata yang berbeda (ada pantun dan lain sebagainya). Ga cuman lewat SMS aja sih, kita bisa lihat di FB ataupun segala jejaring sosial ataupun internet pasti tulisannya "Mohon Maaf Lahir Dan Batin, Selamat Berpuasa Ramadhan 1432 H" dan lain sebagainya.
Padahal sudah jelas Nabi Muhammad juga memerintahkan kita untuk saling memaafkan bukan saling meminta maaf. "Tidak halal seorang muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Jika telah lewat waktu tiga hari itu, maka berbicaralah dengan dia dan berilah salam, jika dia telah menjawab salam, maka keduanya bersama-sama mendapat pahala, dan jika dia tidak membalasnya, maka sungguh dia kembali dengan membawa dosa, sedang orang yang memberi salam telah keluar dari dosa karena menjauhi itu.” (Riwayat Abu Daud).
Nah loh, Rasulullah saja sampai berkata tegas begitu loh. Nabi saja memeerintahkan pengikutnya apabila sedang menjauhi kawannya (bertengkar), maka dalam waktu tiga hari mereka harus bisa berbaikkan. Karena apa, hadist diatas menerangkan bahwa Rasulullah memerintahkan kepada pengikutnya untuk menjaga tali silaturahmi sesama saudaranya. Karena setiap muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lainnya juga.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman! janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela satu sama lain dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.Hai manusia! sungguh Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguhn Allah Maha Mengetahui, Maha teliti." (Al-hujurat 10-13)
Itu tadikan baru secara dalil. Sekarang secara logika dan psikologi saja. Orang yang meminta maaf lebih cenderung baru meminta maaf ketika memang ia dipaksa untuk meminta maaf atau lebih mudahnya kurang ikhlas ketika meminta maaf. Karena saat itu egonya yang bermain. Berbeda dengan memaafkan, kita memaafkan seseorang karena kita memang keluar dari hati nurani kita. Tetapi, mengapa sekarang lebih sulit memaafkan daripada meminta maaf? Itu karena mindset kita yang sudah terlanjur berubah seperti itu.
Coba bayangkan, ketika kita memaafkan orang lain pasti perasaan kita lebih lega dan orang yang berbuat salah kepada kita pasti juga langsung lega bahwa kita sudah memaafkan segala kesalahannya sebelum ia meminta. Sedangkan ketika kita harus meminta maaf, kita pasti banyak berfikir apakah maaf kita diterima dan lain sebagainya. Ataupun kita juga berfikir keras bagaimana cara menyampaikan maaf kita dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kita hendaknya saling memaafkan. Jangan saling meminta maaf. Pasti bisa kok kalo kita memaafkan saudara kita sendri. Dan perlu diingat, meminta maaf dan memohon maaf itu tidak hanya ketika Ramadhan ataupun Idul Fitri. Tetapi bisa setiap saat. Wong Allah aja Maha Pengampun dan Penerima Taubat, masa kita yang hambanya tidak selapang dada seperti Allah?
2. Tradisi Ziarah Kubur
Tradisi yang ini sudah tidak asing lagi ya di mata kita semua. Kadang menjadi sebuah pertanyaan "kenapa harus menziarahi kubur ketika Ramadhan akan datang". Sebenarnya sih tidak masalah ketika kita menziarahi kubur. Akan tetapi, kita ziarah kubur itu bukan berarti kita juga memohon doa dari si mayit semoga kita diberikan rizki yang banyak oleh Allah. Kalau sudah sampai seperti itu "mohon maaf" itu namanya sudah mendekati "Syirik" atau bahkan itu sudah menjadi "Syirik". Mohon maaf nih kalau agak keras. Akan tetapi ini memang sudah menjadi kebiasaan kita. Jadi mohon jangan dilakukan lagi. Setidaknya kita hanya sebatas mendoakan si mayit supaya diberikan keringanan dari siksa kubur bukan malah kita mengharapkan apa-apa dari si mayit
Yang kedua. ziarah kubur itu tidak hanya dilaksanakan ketika akan menjelang Ramadhan. Akan tetapi ziarah kubur itu bisa kita laksanakan kapan saja dan tidak terkait dengan waktu apapun. Tetapi perlu diingat kawan, kita ziarah kubur itu supaya kita ingat akan kematian dan ingat bahwa suatu saat kita akan bergabung dengan mereka juga. Dari Buraidah, Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya dahulu saya melarang kamu ziarah ke kubur. Kemudian Muhammad telah mendapat izin berziarah ke kubur ibunya. Maka berziarahlah kamu, karena sesungguhnya ziarah itu mengingatkan kepada hari akhirat." (riwayat Muslim, Abu Daud, dan Tirmizi).
3. Puasa, akan tetapi saati berbuka menjadi pelampiasan
Kawan, kita berpuasa itu tidak hanya menahan dahaga (lapar dan haus). Akan tetapi, kita juga menjaga diri dari yang namanya maksiat dan kegiatan-kegiatan yang mana dapat merusak bahkan membatalkan puasa kita.
Ingat, Nabi Muhammad juga menyatakan bahwa (secara garis besar) sia-sia orang yang berpuasa yang mana puasanya tersebut hanya mendapatkan lapar dan haus. Jadi, tujuan puasa itu bukan mendapatkan lapar dan haus. Akan tetapi, puasa itu memiliki tujuan supaya kita bisa menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah.
Nah, kebiasaaan kita sekarang dan memang dari dulu. Ketika kita berpuasa kita tidak makan selama 2 kali waktu makan. Dan ketika berbuka, apa yang terjadi? Kita langsung main lahap aja makanan pembuka yang ada di depan kita sebagai bentuk pelampiasan rasa dahaga kita setelah seharian penuh tidak makan dan minum. Bahkan, sampai setelah berbuka, kita tidak melaksanakan shalat maghrib lantaran perut yang terlalu kenyang. Na'udzubillah!
Apa itu makna puasa sebenarnya? Bukan!. Ingat dalil ini “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al A`raaf : 31)
dan ini
"wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan (berpuasa) atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" (Al-Baqarah:183)
Allah sudah jelas-jelas melarang ummatnya untuk berlebih-lebihan. Makanlah setelah lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Itu yang diajarkan oleh Rasulullah. Ga cuman itu, puasa itu bukan berarti kita bisa melampiaskan apa rasa dahaga kita ketika berbuka. Sekali lagi, Puasa itu adalah Penggemblengan Iman menuju derajat takwa. So, jangan berlebihan lagi. Dan ga cuman dalam masalah makan tapi hal yang lainnya juga
4. Masjid penuh di awal dan sepi di akhir
Kebiasaan yang sangat sering ditemuin di masyarakat. Ga usah jauh-jauh, contohnya saja di sekitar daerah kita. Kok bisa ketika awal masjid ramenya minta ampun pas sudah diakhir sepi kebangetan?
Memang kita ketika masih awal Ramadhan masih ada yang namanya libur menjelang Ramadhan. Itupun saya maklumi ketika kita tidak bisa melaksanakan shalat tarawih berjama'ah karena masih di tempat kerjaan. Sehingga kita shalat di tempat kerja kita. Akan tetapi, bagaimana bagi yang sudah pulang kerja sebelum isya, tetapi tidak melaksanakan shalat tarawih di masjid?
Sah-sah saja, akan tetapi, jangan jadikan bahwa karena pekerjaan kita menjadi capek untuk berjalan ke masjid hanya untuk melaksanakan shalat saja. Terutama bagi kaum adam, shalat di masjid itu wajib hukumnya. Pertanyaannya sekarang, apakah kita jarang ke masjid ketika akhir Ramadhan karena kesibukkan yang terus mengejar kita.? Saya rasa bukan.
Percaya tidak percaya, tetangga rumah saya walaupun dia pulang menjelang maghrib, beliau masih tetap saja semangat shalat di masjid. Kalaupun tidak ikut ke masjid, itu karena badannya kurang enak.
Lalu, di manakah semangat awal Ramadhan kita? Apa hanya pupus begitu saja?
Nah, itulah kawan-kawan kebiasaan yang pasti sering terjadi dan memang sudah mendarah daging di masyarakat kita. Sekarang bagaimana kita bisa merubahnya? Caranya memang harus kita yang melaukukannya. Kalau bukan kita siapa lagi?
Mungkin ini sekian dari saya, maaf nih kalau ada sedikit keras dan salahnya. Semoga kita bisa menjadi lebih baik lagi dengan adanya post ini. Dan pastinya harapan kita setelah Ramadhan ini kita bisa mencapai derajat takwa seperti apa yang Allah firmankan.
Amin...
Maha Tahu Allah SWT
Wassalammu'alaikum
0 comments:
Post a Comment